Literatur Review: Gambaran Penatalaksanaan Kejadian Syok Neurogenik pada Pasien dengan Cedera Tulang Belakang

  • Andi Muhammad Taufik Hidayah -
  • Muhammad Yunus Amran Departemen Ilmu Penyakit Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
  • Andi Inggi Maesatana Departemen Ilmu Kardiovaskuler, Fakultas Kedokteran, Universitas Muslim Indonesia
  • Achmad Haruns Muchsin Departemen Ilmu Penyakit Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
  • Fadillah Maricar Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
Keywords: Syok neurogenic, cedera tulang belakang, augmentasi tekanan darah, indigo carmine, pseudoefedrin, operasi dekompresi

Abstract

Syok neurogenik disebut juga syok spinal yang merupakan bentuk dari syok distributif, syok neurogenik terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor karena hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh, sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung (capacitance vessels). Hasil dari perubahan resistensi pembuluh darah sistemik ini diakibatkan oleh cidera pada sistem saraf (seperti: Cedera Tulang Belakang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Penatalaksanaan Kejadian Syok Neurogenik Pada Pasien Dengan Cedera Tulang Belakang. Desain penelitian ini adalah Literature Review dengan desain Narrative Review. Hasil scoping artikel mendapatkan 14 artikel penelitian yang dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini. Sebanyak 5 penelitian melaporkan efek manajemen hemodinamik (augmentasi tekanan darah), sebagai penatalaksanaan syok neurogenik pada pasien dengan cedera tulang belakang. Sebanyak 6 penelitian melaporkan efek operasi dekompresi dan stabilitasi sebagai penatalaksanaan syok neurogenik pada pasien dengan cedera tulang belakang. Dan 3 penelitian mengenai terapi tambahan untuk vasopressor pada pasien dengan cedera tulang belakang. Berdasarkan hasil review dapat disimpulkan bahwa pengontrolan tekanan darah MAP mengikuti stabilitas hemodinamik dengan hasil perfusi tulang belakang MAP > 85. Untuk operasi dekompresi-stabilisasi dekompresi dalam 24 jam pertama memiliki grade AIS ≥ 2, hasil operasi dengan dekompresi bedah dalam 8 jam pertama menunjukkan menunjukkan durasi rawat inap yang dan outcome yang lebih baik. Terapi lainnya seperti pseudoefedrin merupakan terapi tambahan yang efektif dalam memfasilitasi penghentian vasopresor intravena atau atropine dan Indigo carmine memiliki efek vasokonstriksi yang efektif.

Published
2024-04-30
Section
Articles