Karakteristik Penderita Ambliopia Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar

  • Putri Yunan Chaerunnisya Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
  • Sri Irmandha Kusumardhani Departemen Mata, Fakultas Kedokteran, Universitas Muslim Indonesia
  • Marzelina Karim Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
  • Marliyanti N.R Akib Departemen Mata, Fakultas Kedokteran, Universitas Muslim Indonesia
  • Nurhikmawati Departemen Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
  • Munjia Assagaf Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
  • Moch. Iwan Kurniawan Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
  • Sitti Suleha Umar Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
Keywords: Ambliopia, Karakteristik, Mata

Abstract

Ambliopia merupakan gangguan akibat penurunan visus meskipun dengan koreksi terbaik ketajaman visual. Ambliopia tidak dapat sembuh dengan sendirinya dan ambliopia yang tidak diterapi dapat menyebabkkan gangguan penglihatan permanen. Kelainan ambliopia masih mempunyai prioritas yang lebih rendah dibandingkan dengan penyakit menular. Prevalensi ambliopia meningkat pada anak-anak dengan riwayat keluarga ambliopia, anak yang lahir prematur, dan orang-orang dengan gangguan perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi karakteristik penderita ambliopia di Balai Kesehatan Mata Masyarakat kota Makassar yaitu Usia, Jenis Kelamin dan Riwayat Keluarga. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional berdasarkan data sekunder yang tercatat dalam rekam medik. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah subjek sebanyak 53 orang pada bulan Mei – Juni 2019. Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik penderita ambliopia di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Kota Makassar menunjukkan bahwa distribusi berdasarkan usia lebih banyak ditemukan pada usia 5-9 tahun yaitu sebanyak 28 kasus (52,8%), distribusi berdasarkan jenis kelamin lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin perempuan sebanyak 27 kasus (50,95%) dan distribusi terbanyak berdasarkan riwayat keluarga yang menggunakan kacamata sebanyak 36 kasus (67,9%).

Published
2022-02-28
Section
Articles